Pernah membayangkan bila kita mandi kesungai yang jauhnya kurang lebih 600 meter kebawah dengan melewati tebing dan tanjakan-tanjakan yang lumayan melelahkan, itu dulu..., sekarang bila ingin mandi ke sungai tidak akan lelah lagi karena bisa mengendarai sepeda atau mobil kesungai karena jalan ke sungai sudah bagus dan di aspal, ya.... inikan berkat semangat dari masyarakat bergotong-royong yang dikomando oleh perangkat desa (Pemdes, BPD, Pengurus ADAT dan tokoh-tokoh masyarakat). Pelinggih yang ada di sungai sudah dibuatkan tempat yang baik di sisi timur dengan halaman yang cukup luas. Sambil berendam disungai, bisa menikmati indahnya pemandangan tebing-tebing dan dinginnya air sungai “ Tukad Daya”.
Kamis, Maret 12, 2009
SEMANGAT MEMBANGUN DESA I
Pernah membayangkan bila kita mandi kesungai yang jauhnya kurang lebih 600 meter kebawah dengan melewati tebing dan tanjakan-tanjakan yang lumayan melelahkan, itu dulu..., sekarang bila ingin mandi ke sungai tidak akan lelah lagi karena bisa mengendarai sepeda atau mobil kesungai karena jalan ke sungai sudah bagus dan di aspal, ya.... inikan berkat semangat dari masyarakat bergotong-royong yang dikomando oleh perangkat desa (Pemdes, BPD, Pengurus ADAT dan tokoh-tokoh masyarakat). Pelinggih yang ada di sungai sudah dibuatkan tempat yang baik di sisi timur dengan halaman yang cukup luas. Sambil berendam disungai, bisa menikmati indahnya pemandangan tebing-tebing dan dinginnya air sungai “ Tukad Daya”.
Jumat, Agustus 08, 2008
Bengkala Berprestasi
Bengkala yang Sepi Tapi Berprestasi
Desa ini memang sepi, karena sebagian penduduknya bisu tuli. Tapi mereka sarat prestasi.Desa ini dihuni oleh 2.730 jiwa atau 687 Kepala Keluarga (KK), dimana sekitar 41 KK menyandang cacat bisu-tuli permanen. Sebagian besar mereka memiliki mata pencaharian sebagai buruh tani. Disana, ada tiga jenis bahasa yang dipergunakan, yakni bahasa daerah, bahasa Indonesia, juga bahasa isyarat. "Namun bahasa yang lebih familiar di lingkungan tersebut adalah bahasa isyarat. Dan rata-rata masyarakat disini mengerti bahasa isyarat tersebut," ungkap Made Artika, Kepala Desa Bengkala.
Dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan, warga desa Bengkala telah mendapatkan bantuan berupa pengadaan sarana air bersih (SAB), posyandu, Pemberian Makanan Tambahan (PMT), beasiswa bagi anak-anak dengan orangtua kurang mampu, pembuatan saluran drainase desa, serta kegiatan ekonomi dengan menerima pinjaman bergulir untuk sejumlah kelompok Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP). "Meski bisu-tuli, mereka memegang peranan penting dalam menyukseskan setiap rangkaian kegiatan PNPM di desa," ungkap Artika.
Menurut Artika, warga yang bisu-tuli tergolong pekerja keras, ulet, tekun dan bertanggungjawab. Disamping kegiatan pembangunan, mereka sangat aktif pada kegiatan-kegiatan social. Bahkan, mereka membentuk perkumpulan kesenian Janger dan aktif melakukan pementasan. Mungkin Anda akan bertanya, bagaimana mereka bernyanyi untuk pementasan janger tersebut? Pertanyaan serupa muncul tatkala pertama kali fasilitator PNPM Mandiri Perdesaan melakukan sosialisasi disana, bagaimana keinginan/ usulan mereka dapat tersampaikan?
Selain Wayan, terdapat sepuluh warga bisu-tuli lainnya yang aktif sebagai panswakarsa, yang bertugas untuk menjaga keamanan lingkungan desa. Mengingat banyaknya anggota masyarakat yang menyandang bisu-tuli di desa tersebut, maka peran Kepala Desa disana sangat penting. Made Artika, selaku Kepala Desa Bengkala, memiliki kiat khusus untuk merangkul warganya yang menyandang bisu-tuli tersebut. Menurutnya, upaya memberikan kesempatan yang sama kepada mereka seperti orang normal lainnya, sangatlah penting. “Untuk itu, kami harus lebih mendalami bahasa isyarat agar dapat berkomunikasi dengan mereka,” ungkap Artika.
Artika menyatakan, setiap musyawarah yang digelar PNPM Mandiri Perdesaan, bahasa isyarat menjadi salah satu keharusan selain bahasa daerah. Hal ini pada gilirannya berguna untuk menggali usulan kegiatan/ kebutuhan warga penyandang bisu-tuli. Menurut Artika pula, pendidikan untuk warga bisu-tuli menjadi prioritas. Oleh sebab itu, program desa berupaya memberikan prioritas beasiswa bagi pendidikan anaka-anak penyandang bisu-tuli. “Di sekolah-sekolah di desa ini, kami juga mengangkat guru khusus yang mengerti bahasa isyarat,” imbuhnya.
Secara umum, kualitas kegiatan yang dihasilkan dan dikerjakan oleh warga desa Bengkala, rata-rata baik, seperti pekerjaan orang normal. Hampir tidak pernah terjadi konflik diantara warga disana. Hal itu karena keterbukaan dalam pengelolaan dana di desa itu terbilang sangat bagus. Mereka, baik yang normal maupun penyandang bisu-tuli, selalu didiskusikan segala kegiatan dan pengelolaan dana secara bersama-sama. Termasuk soal upah, baik upah untuk kegiatan pembangunan sub-proyek PNPM Mandiri Perdesaan di desa itu maupun upah dari hasil menari janger dan buruh tani. Forum musyawarah, partisipasi dan kebersamaan yang diusung PNPM Mandiri Perdesaan telah mendarah daging pada masyarakat disana. Mereka biasanya berdiskusi dan tidak menunda-nunda waktu untuk membagi hasil yang diterima secara terbuka. Pada umumnya mereka bekerja secara kelompok.
Catatan :
Made Artika yang dimaksud adalah Made Astika, Prebekel desa Bengkala
Sumber : www.ppk.or.id
Kamis, Agustus 07, 2008
NGABEN MASSAL
Agenda Kegiatan Ngaben :
1. Tanggal 3 s/d 8 Agustus : persiapan, piuning, nunas tirta, dan pembuatan sarana/kelengkapan ngaben.
2. Tanggal 9 Agustus 2008 : Nundunin ke setra
3. Tanggal 10 Agustus 2008 : Ngeringkes Sawa
4. Tanggal 11 Agustus 2008 : Ngerapuh
5. Tanggal 12 Agustus 2008 : Pelebon
Demikian informasi ini disampaikan.
Terimakasih.